Padi Sawah Dan Beberapa Cara Pengendalian hama penggerek batang Padi (Scirpophaga I.)

Padi Sawah Dan Beberapa Cara Pengendalian hama penggerek batang Padi (Scirpophaga I.)

Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban dan sebagai penopang ekonomi dunia. Padi merupakan tanaman yang penting bagi Indonesia, karena padi menghasilkan beras yang menjadi sumber energi utama bagi manusia Indonesia, jumlah yang dibutuhkan sedemian besar, sehingga untuk memenuhinya diperlukan ilmu dan teknologi yang benar. ditambah lagi dengan berkurangnya lahan sawah yang subur karena kepentingan yang lain. Dengan dukungan lahan yang ada sejauh ini kita di Indonesia hanya mampu rata-rata 4-5 ton per hektar. Itulah sebabnya teknik budidaya padi menjadi bagian  penting untuk ketahanan bahkan kedaulatan pangan Indonesia.

Teknik pemupukan menjadi bagian penting dalam budidaya Padi Sawah di Indonesia. hal ini disebabkan karena tanah subur alami semakin berkurang karena, diantaranya disebabkan oleh, lahan subur alami terdegradasi karena cara budidaya yang terus menerus tanpa istirahat sehingga menurunkan kesuburan. Untuk mengembalikan atau meningkatkan kesuburan diperlukan treatment atau perlakuan khusus agar produksi bisa dijaga bahkan ditingkatkan.

Padi Sawah Dan Beberapa Cara Pengendalian hama penggerek batang Padi (Scirpophaga I.)
Masalah yang timbul selain dari faktor tanah, pemupukan, dan varietas bibit adalah OPT (Organisme pengganggu tanaman) dan HPT (Hama pengganggu tanaman). Salah satu hama yang menjadi permasalahan saat ini selain wereng, tikus, burung pipit, walang sangit dll adalah serangan dari hama sundep (Hama Penggerek Batang Padi). Sudep / Beluk merupakan hama utama pada tanaman padi, baik pada musim tanam ke - 1 (rendeng) terlebih saat musim tanam ke - 2 (gadu), hama ini merupakan salah satu hama utama pada tanaman padi yang dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup tinggi.
Serangan Hama Penggerek Batang ini di areal pertanaman padi sangat mudah diketahui dengan tanda mati/keringnya daun padi masa vegetatif atau munculnya malai mati berwarna putih yang bila ditarik akan mudah terlepas masa generatif. Hal ini terjadi karena larva masuk kedalam jaringan sistem pembuluh tanam/titik tumbuh tanam yang di sebabkan oleh ulat atau larva dari telur klaper/Kupu Putih (Scirpophaga Innotata).

Morfologi Hama Penggerek Batang Padi Sebelum Menjadi Klaper/Kupu Putih (Scirpophaga Innotata) 


Ngengatnya berwarna putih, sayap bila dibentangkan panjangnya lebih kurang 25-30 mm, panjang badannya kurang lebih 11-15 mm. Ngengat bertelur dibagian bawah daun, yang terletak dibagian atas batang. Dipersemaian padi biasanya telur diletakkan dibagian atas permukaan daun, terutama semai yang sangat muda. Waktu bertelur malam hari, jumlahnya 200-300 butir, bulat panjang dengan ukuran kurang lebih 0,6 x 0,5 mm dan diletakkan berjejer-jejer seperti letak genting, jumlahnya 150-200 butir ditutupi bahan seperti beledu berwarna coklat muda. Telur akan menetas setelah  satu minggu. Ulat yang baru menetas warnanya abu-abu, kemudian berubah menjadi krem muda, kepalanya berwarna lebih tua, kuning coklat, panjang kurang lebih 20-25 mm, Ulat akan menuju ke batang padi, atau turun ke air dengan bantuan benang yang keluar dari badannya. Kemudian akan menyerap ke batang padi yang lain. Ulat ini lalu menggerek batang padi, terus masuk kedalamnya menuju ke bawah. Apabila tanaman padi masih muda, pangkal tangkai daun pucuk dipotongnya sehingga mati. Ulat ini bisa pindah ke batang lain, hingga banyak pucuk daun yang menjadi kering akibat telah putus pangkalnya, kepompong (pupa) berwarna krem muda diselubungi kokon putih, panjangnya 12-17 mm.


Padi Sawah Dan Beberapa Cara Pengendalian hama penggerek batang Padi (Scirpophaga I.)

Padi Sawah Dan Beberapa Cara Pengendalian hama penggerek batang Padi (Scirpophaga I.)

Penggerek batang padi putih lebih menyukai tempat-tempat yang mengalami satu musim tanam padi dalam setahun yaitu pada musim hujan dan musim kemarau sangat jelas. Selain itu juga menyukai tanggul-tanggul jerami yang tidak dibongkar selama tidak ada pertanaman. Hal ini berhubungan dengan perilaku hidupnya yang akan mengalami diapauuze selama musim kemarau didalam tanggul-tanggul jerami. Mereka akan berdiapauze sampai musim hujan datang.
Diapauze (masa tidur/istirahat ulat) terjadi menjelang kemarau. Ulat tidak segera berkepompong tetapi beralih ke masa diapauze sampai beberapa bulan, dalam masa ini ulat tidak bergerak dan tidak makan tetapi juga tidak berkepompong. Terjadi pada saat padi mulai menguning bahkan sampai padi dipanen, apabila hujan pertama datang ulat tidak segera berkepompong.

Fase Rawan Serangan Penggerek Batang Padi

Padi Sawah Dan Beberapa Cara Pengendalian hama penggerek batang Padi (Scirpophaga I.)

Seperti telah disebutkan diatas bahwa serangan Hama Penggerek Batang terjadi pada setiap fase tanaman padi. Serangan yang cukup dikhawatirkan adalah fase pembentukan malai ( generatif ) karena tidak ada lagi pembentukan anakan baru seperti pada fase anakan (vegetatif).

Pengendalian Di Daerah Endemik Serangan Hama Penggerek Batang Padi

1. Pengendalian Dengan Melakukan Pengaturan Pola Tanam.

  • Lakukan penanaman serempak pada seluruh areal/hamparan persawahan 
  • Gilir pertanaman padi dengan palawija untuk memutus siklus hidup Hama Penggerek Batang padi
  • Lakukan pertanaman setelah lewat populasi jumlah ngengat yang terlihat di tunggul padi, untuk langkah ini perlu dilakukan pengamatan.
2. Pengedalian Secara Mekanik.

  • Pengumpulan kelompok telur Penggerek Batang Padi pada saat masih di areal persemaian padi
  • Menangkap ngengat Penggerek dengan lampu perangkap
  • Saat panen, usahakan memotong batang padi hingga pangkal batang dan kemudian dilakukan perendaman areal sawah setelahnya dengan ketinggian 10 cm
3. Pengendalian Secara Hayati.

  • Penggunaan musuh alami / Parasitoid dari Hama Penggerek Batang Padi Trichograma japonicum. ( Silahkan dikonsultasikan dengan petugas pertanian PPL, POPT setempat)
4. Pengendalian Secara Kimiawi.
Ini merupakan langkah terakhir bila terpaksa harus dilakukan guna mencegah kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan Hama Penggerek Batang Padi tidak meluas, dengan langkah-langkah :

  • Lakukan pengamatan pada lampu perangkap, bila ditemukan 1 ngengat Penggerak Batang lakukan aplikasi insektisida pada hari ke 4 setalah ditemukan ngengat. Gunakan insektisida butiran (granular) pada persemaian jika disekitar areal persemaian ada padi yang menjelang atau siap di panen 1 hari sebelum bibit dicabut (tanam pindah)
  • Aplikasi Insektisida butiran dapat juga dilakukan pada fase vegetatif dengan dosis 20 kg/ha dengan bahan aktif karbofuran, Aplikasi Insektisida cair dilakukan pada fase generatif dengan bahan aktif Dimehipo, Klorntraniliprol, Spinetoram. Perhatikan cara pengaplikasi insektisida yang baik agar hasil yang diperoleh maksimal, seperti pengeringan lahan sebelum di semprot, dilakukan saat embun telah hilang dari tanam, lakukan saat sore hari atau angin tidak berhembus kencang dan tepat dosis berkisar 350 - 500 liter air /ha.

Stadium Siklus Hidup Penggerek  Batang Padi Putih

  • Telur


 Padi Sawah Dan Beberapa Cara Pengendalian hama penggerek batang Padi (Scirpophaga I.)
Jumlah telur 170-260 butir/kelompok
Diletakkan dipermukaan atas daun atau pelepah
Mirip telur penggerek batang padi kuning
Ditutupi rambut halus, berwarna coklat kekuning-kuningan
Stadium telur 4-9 hari

  • Larva


Padi Sawah Dan Beberapa Cara Pengendalian hama penggerek batang Padi (Scirpophaga I.)

Mirip larva penggerek batang padi kuning
Panjang maksimal 21 mm
Putih kekuningan
Stadium larva 19-31 hari (kalau mengalami diapause dapat berlangsung 3 bulan)
  • Pupa

Padi Sawah Dan Beberapa Cara Pengendalian hama penggerek batang Padi (Scirpophaga I.)

Stadium pupa 6-12 hari

  • Imago/Ngengat


Padi Sawah Dan Beberapa Cara Pengendalian hama penggerek batang Padi (Scirpophaga I.)

Warna putih
Panjang betina 13 mm dan jantan 11 mm
Tertarik cahaya

Pada musim kemarau larva instar akhir tidak langsung menjadi pupa, tetapi mengalami diapause dalam pangkal batang singgang atau tunggul. Hal ini biasanya terjadi di daerah tropis yang memiliki perbedaan musim hujan dan kemarau yang jelas.  Lamanya istirahat tergantung pada lamanya musim kemarau. Setelah turun hujan dan tanah lembab, larva yang berdiapause akan menjadi pupa dan selanjutnya menjadi ngengat.  Ngengat keluar dari pupa dalam periode waktu yang relatif bersamaan dan meletakkan telur di persemaian.

Karakteristik Penggerek Batang Padi Putih :

  • Kelompok telur, larva, dan pupa mirip penggerek batang padi kuning
  • Larva mampu berdiapause selama musim kemarau di dalam pangkal batang singgang/tunggul
  • Masa terbang ngengat pada awal musim hujan terjadi hampir bersamaan
  • Tanaman inang adalah padi, padi liar, beberapa jenis rumput dan tebu
  • Dinamika populasi penggerek batang padi putih sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan terutama faktor iklim (curah hujan), irigasi, dan musuh alami.






4 Responses to "Padi Sawah Dan Beberapa Cara Pengendalian hama penggerek batang Padi (Scirpophaga I.)"